Rabu, 06 November 2013
Browse Manual »
Wiring »
bisnis
»
ide
»
organik
»
tahu
»
ide bisnis tahu organik
Perusahaan tahu organik, Tahu Pelangi, bisa menghasilkan omzet Rp 3-4 juta sehari. Hal tersebut dapat dicapai oleh Rudik Setiawan. Awalnya, dia gencar mengampanyekan hidup sehat untuk konsumsi bahan organik.
Mengutip dari buku Wirausahawan Muda Mandiri dan okezone.com, dengan memberikan bahan baku kedelai organik membuat sepotong tahu yang dikategorikan bahan komoditi pangan murah menjadi bisa diberi nilai tambah. Penambahan sederhana tersebut memberikan nilai tambah yang tak terbayangkan untuk sepotong tahu.
Namun pemikiran kreatifnya diawali dengan masalah apa lagi kalau bukan bahan yang diperlukan untuk membuat tahu organik yang bahan bakunya mahal, dengan keuntungan yang hanya 15-20 persen.
Rudik pun tidak patah semangat, buktinya, setiap hari 4 kuintal kedelai organik habis untuk memproduksi 2 ribu-2,5 ribu potong tahu. Dirinya pun mengambil pangsa pasar bukan hanya di pasar tradisional Malang, tapi juga supermarket-supermarket di daerah sana agar kalangan menengah atas dapat merasakan produksinya.
Terbukti, dengan memakai bahan dasar organik, dirinya mendapat keunggulan dari sisi kesehatan dikarenakan proses pembuatannya tidak menggunakan bahan kimia.
Dirinya pun, untuk menekan biaya, merancang sendiri mesin penggiling yang lebih efisien termasuk dengan pola pengemasan. "Saya habiskan waktu beberapa minggu untuk bisa menemukan teknik pembungkusan tahu agar awet dan menarik," ujar Rudik.
Layaknya pengusaha yang selalu melihat peluang, Rudik pun ikut memanfaatkan limbah usahanya dengan sedikit percobaan untuk di aliri ke sawah milik orang tuanya. Hal hasil sawah tersebut menghasilkan volume produksi padi yang lebih baik.
"Saya juga mulai mengembangkan limbah itu menjadi nata de soya dan biogas," ujar Rudik.
Kesuksesan tersebut memang diawali oleh berbagai masalah awal. Dirinya pun pernah gagal dalam produksi tahu bersama teman-temannya karena berbagai masalah harga komoditas yang naik pada 2004.
"Tidak ada kata gagal dalam bisnis, yang ada cuma rugi saja, biasanya kita rugi materi, tapi di balik itu saya mendapatkan keuntungan immaterial, misalnya sikap mental, pengalaman, relasi, dan sebagainya yang tidak bisa dihargai dengan uang, jadi semua kerugian merupakan investasi untuk masa mendatang," ujar Rudik.
Sekarang, dirinya bisa membagi produksi tahunya ke dalam beberapa kategori, yaitu tahu iris besar, iris kecil, dan stik tahu. Tahu iris besar dijual Rp1.700-Rp2.000 per potong untuk industri makanan yang akan diolah kembali dan tahu iris kecil dijual dengan harga Rp2.000-2.500 per potong. Sedangkan stik tahu yang merupakan sisa potongan tahu dijual tiap 400 gram Rp1.500
Sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/makanan/bisnis-tahu-organik-hasilkan-omzet-rp-4-juta-per-hari
ide bisnis tahu organik

Mengutip dari buku Wirausahawan Muda Mandiri dan okezone.com, dengan memberikan bahan baku kedelai organik membuat sepotong tahu yang dikategorikan bahan komoditi pangan murah menjadi bisa diberi nilai tambah. Penambahan sederhana tersebut memberikan nilai tambah yang tak terbayangkan untuk sepotong tahu.
Namun pemikiran kreatifnya diawali dengan masalah apa lagi kalau bukan bahan yang diperlukan untuk membuat tahu organik yang bahan bakunya mahal, dengan keuntungan yang hanya 15-20 persen.
Rudik pun tidak patah semangat, buktinya, setiap hari 4 kuintal kedelai organik habis untuk memproduksi 2 ribu-2,5 ribu potong tahu. Dirinya pun mengambil pangsa pasar bukan hanya di pasar tradisional Malang, tapi juga supermarket-supermarket di daerah sana agar kalangan menengah atas dapat merasakan produksinya.
Terbukti, dengan memakai bahan dasar organik, dirinya mendapat keunggulan dari sisi kesehatan dikarenakan proses pembuatannya tidak menggunakan bahan kimia.
Dirinya pun, untuk menekan biaya, merancang sendiri mesin penggiling yang lebih efisien termasuk dengan pola pengemasan. "Saya habiskan waktu beberapa minggu untuk bisa menemukan teknik pembungkusan tahu agar awet dan menarik," ujar Rudik.
Layaknya pengusaha yang selalu melihat peluang, Rudik pun ikut memanfaatkan limbah usahanya dengan sedikit percobaan untuk di aliri ke sawah milik orang tuanya. Hal hasil sawah tersebut menghasilkan volume produksi padi yang lebih baik.
"Saya juga mulai mengembangkan limbah itu menjadi nata de soya dan biogas," ujar Rudik.
Kesuksesan tersebut memang diawali oleh berbagai masalah awal. Dirinya pun pernah gagal dalam produksi tahu bersama teman-temannya karena berbagai masalah harga komoditas yang naik pada 2004.
"Tidak ada kata gagal dalam bisnis, yang ada cuma rugi saja, biasanya kita rugi materi, tapi di balik itu saya mendapatkan keuntungan immaterial, misalnya sikap mental, pengalaman, relasi, dan sebagainya yang tidak bisa dihargai dengan uang, jadi semua kerugian merupakan investasi untuk masa mendatang," ujar Rudik.
Sekarang, dirinya bisa membagi produksi tahunya ke dalam beberapa kategori, yaitu tahu iris besar, iris kecil, dan stik tahu. Tahu iris besar dijual Rp1.700-Rp2.000 per potong untuk industri makanan yang akan diolah kembali dan tahu iris kecil dijual dengan harga Rp2.000-2.500 per potong. Sedangkan stik tahu yang merupakan sisa potongan tahu dijual tiap 400 gram Rp1.500
Sumber: http://www.ciputraentrepreneurship.com/makanan/bisnis-tahu-organik-hasilkan-omzet-rp-4-juta-per-hari
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar